ads

Lazada Indonesia

Selasa, 17 September 2013

Akhir Pra Kondisi SM-3T hingga Kegalauan Menunggu Pemberangkatan Ke Papua (Yahukimo dan Paniai)

Akhir Pra Kondisi SM-3T hingga Kegalauan Menunggu Pemberangkatan Ke Papua (Yahukimo dan Paniai)
Semuanya terjadi di luar kendali kita .................
Prakondisi SM-3T angkatan III telah usai pada tanggal 12 September 2013, semuanya menyambut dengan suka cita karena akan segera diberangkatkan ke daerah sasaran (daerah-daerah terluar Indonesia)
Siapa juga yang ga mau jalan-jalan dan dibayar oleh pemerintah (hehe)
Tim yang diberangkatkan ke Landak (Kalimantan Barat) dan Manggarai, NTT sudah berangkat pada tanggal 14-9 dan Rombongan ke Aceh serta Rombongan Ke Ende, NTT diberangkatkan pada tanggal 15-9.
Sedangkan rombongan yang terakhir, disebut-sebut sebagai tokoh utama dalam SM-3T edisi III ini belum mendapat kejelasan perihal pemberangkatan ke tempat sasaran. Sasaran rombongan ini merupakan daerah yang sebelumnya belum pernah dijamah oleh para pengajar-pengajar muda SM-3T tidak seperti halnya daerah lain yang sudah diberangkatkan. Sasaran rombongan ini berada di Provinsi paling timur Indonesia, yaitu PAPUA, daerah yang kaya akan sumber daya alam namun minim dalam sumber daya manusia.
 Paradigma umum tentang PAPUA adalah daerah yang bergunung-gunung, Akses sulit, komunikasi sulit, bahan pokok mahal, keterbelakangan, kelaparan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Menurut saya itu adalah kata orang, dan orang berkata itupun sebagian besar ia juga mendengar kata orang pula, jadi saya menyimpulkan bahwa pendapat seperti itu 95% adalah HOAX (berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan). Kita jangan menyimpulkan kondisi suatu tempat hanya dengan mendengar, melihat, dan membaca saja, yang benar adalah kita harus membuktikan secara langsung, melalui proses mengalami bagaimana kehidupan di sana, baru setelah itu kita bisa menyimpulkan.

Kembali ke POKOK CERITA
Ada dua rombongan yang akan diberangkatkan ke PAPUA yaitu Rombongan Paniai dan Rombongan Yahukimo. Keduanya akan diberangkatkan pada tanggal 17 Sep 2013 (rencana awal), namun hingga kini tanggal 18 tak kunjung ada konfirmasi dari pihak yang memberangkatkan. Otomatis kami (60 orang, 30 orang Paniai dan 30 orang Yahukimo) merasa bingung dan galau menunggu kepastian ini. Ada yang stand by di Unnes ada pula yang masih stand by di kampung halaman, semuanya menanti adanya sms konfirmasi dari masing-masing koordinator wilayah penempatan (Paniai dan Yahukimo).
Kami bertambah galau ketika LPTK lain yang satu wilayah dengan kami (sama-sama di Yahukimo) telah tiba di Yahukimo terlebih dahulu, dalam hati kami bertanya-tanya "Jadi engga??, Jadi engga??".... "Kenapa kami terlantar", kami seperti dianaktirikan, dsb", Itulah ungkapan orang yang sedang dilanda kebingungan tingkat tinggi.Di samping itu, kawan-kawan yang dari daerah lain juga sudah sering update status "Alhamdulillah, tempatnya enak, ada sinyal, ada listrik, ada ATM, ada indomart, dsb". Dalam hati saya berfikir "Ini sih namanya bukan SM-3T, namun cuman pindah tidur aja". Namun banyak pula yang masih mengeluh karena dapat tempat yang susah (Bersyukur dikit donk masih untung dapat sinyal buat update status)

Gambaran Awal Kami Tentang Yahukimo
Di saat prakondisi kami kedatangan tamu dari PAPUA tepatnya dari yahukimo, dia adalah MR. PAUL dan satunya lagi saya lupa namanya. Beliau mendiskripsikan bagaimana kondisi secara umum tentang wilayah di kabupaten Yahukimo, baik dari segi geografis, ekonomi dan tentunya sosial pendidikan. YAng kami garis bawahi dari penerangan beliau adalah di yahukimo semua transportasi antar kecamatandistrik menggunakan pesawat perintis, den semuanya menyewa dengan tarif minimal 15 juta rupiah, itu sama dengan gaji kami selama 6 bulan. Di distrik tidak ada sinyal seluler dan listrik PLN komunikasi menggunakan radio dan listrik memang belum ada. hehehehe.... SUPER SEKALI
Kami juga sering browsing di google, ketika kami mengetik keyword YAhukimo, yang banyak keluar adalah berita tentang kelaparan dan kematian di yahukimo, bikin miris juga ni. Satu hal lagi adalah tentang OPM, namun Mr. Paul menjelaskan bahwa di daerahnya aman dari OPM, sedikit melegakan tentunya
Bandara Dekai, Ibukota Kabupaten Yahukimo
KAntor Bupati Yahukimo
KAntor Dinas Pendidikan Yahukimo
Demikian dulu cerita saya, nanti kalau ada waktu akan saya sambung lagi, sampai jumpa di yahukimo

Minggu, 14 Juli 2013

PULAU BAWAL, 8 Bulan 10 Hari yang Luar Biasa!

 Semangat anak-anak pulau!!


Kalau dihitung-hitung sudah lebih dari 8 bulan saya meninggalkan kampung halaman di Jepara, Jawa Tengah.
Pengabdian kepada dunia pendidikan lah motivasi utama saya untuk pergi meninggalkan kenyamanan hidup bersama keluarga, sahabat, pacar di kampung halaman. Namun semua itu adalah sebuah proses kehidupan yang berawal dari pilihan untuk menjalani hidup.
Di sebuah pulau terpencil di wilayah Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat, tersebutlah nama Pulau Bawal, pulau yang luasnya lebih kurang 5000 hektar dengan penduduk lokal tidak lebih dari 200 orang, saya bersama 4 orang kawan pengajar berjuang demi mencerdaskan generasi penerus bangsa melalui sebuah rumah pendidikan berlabel SD N 16 Kendawangan.

Sebuah sekolah berstatus sekolah negeri yang telah berdiri lebih dari 30 tahun lamanya, namun tetap dalam keadaan serba kekurangan. Tiga lokal ruang dipakai untuk menampung 6 kelas, sehingga 1 ruang ditempati oleh 2 kelas dengan 2 guru. Sebuah hal yang mungkin bisa anda bayangkan betapa memprihatinkan pemerataan pembangunan pendidikan di Indonesia.

Letak sekolah yang berjarak 20 meter dari bibir pantai membuat suasana di lingkungan sekolah selalu sejuk dengan hembusan angin pantai dan suara deburan ombak pantai yang membuat pikiran kita jadi tenang. Namun ketika musim angin barat datang (bulan oktober - februari) lautpun seperti menampakkan wajah marahnya. gelombang laut dengan tinggi 3-4 meter menerjang bibir pantai dan perahu-perahu nelayan selalu terombang-ambing menghadapi terjangan gelombang barat ini. Bukan hanya itu, hujan lebat disertai angin kencang selalu mewarnai hari-hari ketika musim angin barat tiba, bahkan hingga pernah jendela sekolah runtuh karena terpaan angin laut yang kencang ini.
Namun ada sesuatu yang membuat pulau ini menjadi diperhitungkan, sebuah kebun sawit telah berdiri di sebagian besar wilayah pulau ini. Hal ini lah yang menyebabkan perekonomian masyarakat terdongkrak naik selain mengandalkan hasil laut, masyarakat di sini juga bisa bekerja menjadi karyawan kebun sawit, termasuk penulis blog ini (Muhammad Okto Gunanto, S.Pd.)
Guru bantuan kebun mungkin itulah sebutan yang tepat bagi saya, karena bukan pemerintah yang menempatkan saya di tempat yang menakjubkan ini, namun perusahaan sawit ini yang meminta saya untuk mengabdikan diri kepada lembaga pendidikan sekolah dasar, SD Negeri 16 Kendawangan di Pulau Bawal.
Awal mulanya saya merasa tidak betah berada di sini, namun orang-orang hebat di sini mengajarkan kepada saya bagaimana kita mensyukuri apa yang kita dapatkan, karena Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan, namun selalu memberikan apa yang kita butuhkan. Seperti itulah prinsip yang saya pegang selama hidup saya.
Jangan pernah mengeluh terhadap keadaan, jangan menyalahkan keadaan. kita adalah manusia yang dibekali dengan akal dan perasaan yang dapat kita manfaatkan untuk mengatasi segala permasalahan yang sedang kita hadapi. Menikmati apa yang ada, tidak usah memikirkan yang di sana, anggap saja inilah yang terbaik buat kita, itulah kuncinya kita mampu bertahan dalam keadaan semenyedihkan apapun.
Ternyata jika kita jeli, kita bisa melihat keindahan di balik keterbatasan, berikut ini adalah foto-foto kenangan indah di pulau bawal.