ads

Lazada Indonesia

Minggu, 14 Juli 2013

PULAU BAWAL, 8 Bulan 10 Hari yang Luar Biasa!

 Semangat anak-anak pulau!!


Kalau dihitung-hitung sudah lebih dari 8 bulan saya meninggalkan kampung halaman di Jepara, Jawa Tengah.
Pengabdian kepada dunia pendidikan lah motivasi utama saya untuk pergi meninggalkan kenyamanan hidup bersama keluarga, sahabat, pacar di kampung halaman. Namun semua itu adalah sebuah proses kehidupan yang berawal dari pilihan untuk menjalani hidup.
Di sebuah pulau terpencil di wilayah Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat, tersebutlah nama Pulau Bawal, pulau yang luasnya lebih kurang 5000 hektar dengan penduduk lokal tidak lebih dari 200 orang, saya bersama 4 orang kawan pengajar berjuang demi mencerdaskan generasi penerus bangsa melalui sebuah rumah pendidikan berlabel SD N 16 Kendawangan.

Sebuah sekolah berstatus sekolah negeri yang telah berdiri lebih dari 30 tahun lamanya, namun tetap dalam keadaan serba kekurangan. Tiga lokal ruang dipakai untuk menampung 6 kelas, sehingga 1 ruang ditempati oleh 2 kelas dengan 2 guru. Sebuah hal yang mungkin bisa anda bayangkan betapa memprihatinkan pemerataan pembangunan pendidikan di Indonesia.

Letak sekolah yang berjarak 20 meter dari bibir pantai membuat suasana di lingkungan sekolah selalu sejuk dengan hembusan angin pantai dan suara deburan ombak pantai yang membuat pikiran kita jadi tenang. Namun ketika musim angin barat datang (bulan oktober - februari) lautpun seperti menampakkan wajah marahnya. gelombang laut dengan tinggi 3-4 meter menerjang bibir pantai dan perahu-perahu nelayan selalu terombang-ambing menghadapi terjangan gelombang barat ini. Bukan hanya itu, hujan lebat disertai angin kencang selalu mewarnai hari-hari ketika musim angin barat tiba, bahkan hingga pernah jendela sekolah runtuh karena terpaan angin laut yang kencang ini.
Namun ada sesuatu yang membuat pulau ini menjadi diperhitungkan, sebuah kebun sawit telah berdiri di sebagian besar wilayah pulau ini. Hal ini lah yang menyebabkan perekonomian masyarakat terdongkrak naik selain mengandalkan hasil laut, masyarakat di sini juga bisa bekerja menjadi karyawan kebun sawit, termasuk penulis blog ini (Muhammad Okto Gunanto, S.Pd.)
Guru bantuan kebun mungkin itulah sebutan yang tepat bagi saya, karena bukan pemerintah yang menempatkan saya di tempat yang menakjubkan ini, namun perusahaan sawit ini yang meminta saya untuk mengabdikan diri kepada lembaga pendidikan sekolah dasar, SD Negeri 16 Kendawangan di Pulau Bawal.
Awal mulanya saya merasa tidak betah berada di sini, namun orang-orang hebat di sini mengajarkan kepada saya bagaimana kita mensyukuri apa yang kita dapatkan, karena Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan, namun selalu memberikan apa yang kita butuhkan. Seperti itulah prinsip yang saya pegang selama hidup saya.
Jangan pernah mengeluh terhadap keadaan, jangan menyalahkan keadaan. kita adalah manusia yang dibekali dengan akal dan perasaan yang dapat kita manfaatkan untuk mengatasi segala permasalahan yang sedang kita hadapi. Menikmati apa yang ada, tidak usah memikirkan yang di sana, anggap saja inilah yang terbaik buat kita, itulah kuncinya kita mampu bertahan dalam keadaan semenyedihkan apapun.
Ternyata jika kita jeli, kita bisa melihat keindahan di balik keterbatasan, berikut ini adalah foto-foto kenangan indah di pulau bawal.