Adat budaya bakar batu di Tanah Papua, khususnya daerah pegunungan tengah Papua merupakan ritual kebudayaan yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Papua. Meskipun terlihat sederhana dan sangat tradisional, namun acara bakar batu ini membutuhkan dana yang tidak sedikit. Bahan untuk bakar batu yang paling mahal adalah WAM (Babi). Wam atau babi merupakan syarat utama dalam acara bakar batu, wam yang digunakan untuk bakar batu bisa mencapai 30 juta tergantung ukuran babi tersebut. Acara bakar batu dilaksanakan untuk merayakan berbagai macam acara seperti : Pernikahan, Kematian, Syukuran, acara perpisahan, pembaptisan, dan lain sebagainya.Ciri-cirinya apabila suatu acara yang mengundang orang banyak berarti harus ada ritual bakar batu. Semakin kaya orang yang mengadakan acara maka babi yang di bakar akan semakin banyak.
Bakar Batu, Kurima - Papua |
Warga sangat antusias ketika ada acara bakar batu, mereka rela meninggalkan pekerjaan sehari-hari apabila ada acara bakar batu tersebut.
Benda-benda yang dipersiapkan dalam acara bakar batu antara lain adalah
1. Kayu bakar,2. Batu-batu seukuran bola sepak takraw atau lebih kecil,
3. Rumput-rumputan
Bahan makanannya :
1. Ubi
2. Sayuran
3. Betatas (sejenis ubi juga)
4. Umbi talas
Bahan Utama :
Babi (Wam)
Catatan : Masyarakat Papua sangat menjunjung tinggi toleransi, apabila peserta bakar batu ada yang Muslim mereka menyediakan tempat (kolam tersendiri) yang digunakan untuk membakar bahan selain Wam (bisa ayam, sapi, atau kambing)
Bakar Batu, Kurima - Papua |
Teknis pembakarannya adalah sebagai berikut :
Kayu ditata bertumpuk-tumpuk dan di dalam rangkaian kayu tersebut diberi batu-batu kemudian dibakar. setelah beberapa jam pembakaran batu diambil dengan menggunakan alat khusus berupa kayu yang di belah ujungnya seperti huruf Y tujuannya adalah untuk menjepit batu. Batu-batu tersebut dipindahkan ke dalam lubang (sebut : kolam) yang telah diberi rumput-rumput pada alasnya,di atas batu panas tersebut diberi sayuran,di atas sayuran baru diberi daging Wam yang dibelah perutnya dan diambil isinya seperti gambar berikut ini :
Bakar Batu, Kurima - Papua |
Di atas wam ditutup lagi dengan sayur, kemudian ditindih lagi dengan batu panas, ditutup rumput,dan terakhir ditutup dengan terpal (kalau ada) itu bertujuan agar uap tetap di dalam.
Sepintas memasak dengan bakar batu ini seperti mengukus, namun tidak menggunakan panci dan air. Untuk segi rasa jangan tanya,bagi masyarakat Papua ini adalah makanan terlezat, saya sendiri tidak bisa menilai karena belum pernah mencicipi sendiri bagaimana rasanya masakan dengan teknik bakar batu.
Demikianlah sekelumit pengalaman saya ketika menjadi Pengajar SM3T di Bumi Cenderawasih, Papua. Selamat Berkunjung ......
Salam Indonesia Bersatu
Bakar Batu, Kurima - Papua |
Baca juga : Sebuah-kisah-dari-pegunungan-tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar